Salah satu tantangan (atau mungkin juga kemudahan?) tinggal di Jakarta
adalah mencari sesuatu yang enak disantap. Begitu banyak tempat yang
menyediakan hidangan kuliner yang memikat selera — entah itu di kafe,
restoran, hotel, atau warung pinggir jalan.
Pada suatu hari saya
berburu tahu telor, yang “sangat Indonesia”. Ini hidangan sederhana —
tahu dicelupkan ke telur kocok, lalu digoreng. Setelah itu disajikan
dengan kuah kecap dan wijen. Untuk menambah manis penampilan, di bagian
atas ditambahkan tauge dan sayur kol mentah serta kacang goreng.
Yang
menarik adalah walau terlihat sederhana, rasa dan kenikmatan rasa bisa
sangat bervariasi. Kenikmatan rasa tentunya sangat bergantung pada
kelembutan tekstur tahu dan bumbu pendukung saat meracik.
Tempat
pertama yang saya kunjungi untuk mencoba tahu telor adalah restoran Sate
Khas Senayan di daerah Pakubowono. Suasana restoran yang menggunakan
bangku dan meja kayu dan nuansa ruangan berwarna coklat memberi kesan
nyaman dan kalem. Sebagai teman tahu telor yang paling asyik di restoran
ini adalah sate ayam dan es cendol.
Seharga Rp25 ribu, seporsi
tahu telor di Sate Khas Senayan termasuk banyak. Jika makan sendiri
mungkin terlalu banyak. Apalagi, jika ditambah dengan 10 tusuk sate
ayam.
Yang membuat nikmat tahu telor di Sate Khas Senayan adalah
tambahan sayur kol, tauge dan kacang goreng. Begitu juga dengan kuah
kecap yang cukup banyak disiram dalam tahu telor ini membuat rasa kuah
kecap itu begitu meresap dan menendang lidah.
Keesokan harinya,
saya melanjutkan perburuan tahu telor di Dapur Sunda. Jika tahu telor di
Sate Khas Senayan diracik dengan sentuhan Jawa Tengah, saya pun
penasaran dengan tahu telor versi Jawa Barat.
Dibanding Sate Khas
Senayan, harga tahu telor di Dapur Sunda lebih murah yakni Rp17.500. Di
sini, tahu telor menggunakan tomat, cabe, potongan ketimun dan seledri
sebagai bahan pendukung. Sajiannya pun berbentuk telur dadar dan saus
kecap dipisah di mangkuk kecil sehingga cara memakannya pun berbeda.
Potongan tahu telor dicelupkan (dicocol) dulu ke dalam kecap.
Dari segi rasa, menurut saya tahu telor Dapur Sunda lebih disukai oleh mereka yang tidak terlalu suka manis.
Tempat
terakhir yang saya coba untuk mencari kenikmatan tahu telur adalah Java
Kitchen di mal Central Park. Harga dan racikannya tidak berbeda jauh
dengan Sate Khas Senayan. Yang agak membedakannya adalah adonan tahu dan
telur dadar yang lebih tebal. Kecap manisnya pun tidak dibuat encer,
melainkan kental dan dilulurkan di atas tahu telor. Ada tambahan kerupuk
sebagai penambah kenikmatannya.
Dari segi penyajian, tahu telor
di Java Kitchen ini mungkin tidak secantik Sate Khas Senayan. Tetapi,
dari segi rasa, tahu telor Java Kitchen memiliki rasa yang lebih nikmat.
Mungkin selain tekstur tahunya yang lebih lembut, juga ada tambahan
cabai di saus kental kecap yang dilumurkan di atas tahu telor.
Selain itu, kecambah dan kerupuk yang renyah menjadi tambahan makanan yang menyeimbangkan kelembutan tekstur tahu dan telur.
Sumber : id.berita.yahoo.com
No comments:
Post a Comment